Ketika Cinta Tak Harus Memiliki
Wah sudah lama ya saya tidak mengupdate blog ini. Mohon maaf pembaca
setia sekalian bila blog saya garing dan ga ada hal-hal baru. Agaknya
ketakutan saya yang tidak punya cerita sekembalinya ke Indonesia dari
Jepang yang pernah saya utarakan sebelumnya, bisa benar-benar terjadi
ya. Saya berharap sih tidak….
Sebenarnya ada beberapa hal di Jepang yang belum sempat saya
sharingkan, namun mengingat sudah terlalu lama dan saya agak sedikit
lupa jadinya ya lanjut saja deh ceritanya. Maklum lah… sekembalinya dari
Jepang saya harus menyelesaikan urusan kuliah yang sedikit
terbengkalai, termasuk ujian dan sidang magang jadinya… sharing cerita
itu sudah melayang kemana-mana deh. Hehehe….
Sesuai janji saya, tahun ini mimpi saya untuk menerbitkan novel yang
sudah lama tertunda harus menjadi kenyataan. Jadi, seperti yang juga
pernah saya utarakan bahwa ketika perjalanan di Jepang sudah usai, saya
akan mulai mengisi blog dengan tulisan-tulisan yang nantinya akan jadi
novel saya. Mohon doa para pembaca ya agar novelnya nanti bisa
benar-benar terbit ya. AMIN…….
Namun kali ini saya belum mulai untuk menulis halaman demi halaman
novel saya. Yang ingin saya bahas kali ini adalah sebuah kalimat yang
mungkin sudah sering sekali kita dengar yaitu “Cinta Tak Harus Memiliki”
Pernah ga pembaca sekalian mengalami hal itu? Wah saya udah kayak dokter cinta aja nih kesannya. Hahaha….. Buat pembaca yang pernah mengalaminya boleh kok di share via comment. Hehehe…
“Cinta” memang terkadang membuat kita buta. Bahkan cinta terkadang bisa membuat manusia bisa melakukan hal diluar batas kewajaran. Saking cinta-nya
sering pula kita dengar berita orang bunuh diri dengan loncat dari
lantai 20, atau gantung diri di pohon toge. (Hahaha lebai aneh gila
gue…. :p)
“Cinta” itu urusan perasaan bukan urusan logika. Kan ada tuh lagunya “cinta… tak kenal dengan logika.” Menurut saya pribadi ada benar dan ada tidaknya. Memang cinta itu urusan perasaan, namun logika itu juga penting agar kita tidak dibutakan oleh cinta. Betul ga? Nah buat yang sedang dimabuk asmara dan dimabuk cinta jangan sampai deh dibutakan oleh “cinta”.
Kalian harus tetap berpikir dengan logika agar sekiranya kalian tetap
dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk. (cie ilah bahasa gue…..
dewasa gila…. hahaha :p)
Yang namanya “cinta” emang datangnya kadang ga
diduga-duga. Bisa datang kapan saja dan dimana saja. Seperti sebuah
misteri kadang kita bisa mengalami yang namanya “cinta tak harus memiliki.”
Pernah ga mendengar sebuah cerita seorang anak dijodohkan oleh orang
tuanya. Padahal kita sangat mencintainya, namun ternyata dia harus
menuruti orang tuanya dan menikah dengan seseorang yang dijodohkan
olehnya. Mungkin jika mengalami hal itu kita menjadi sedih dan berharap
tidak mengalaminya.
Namun jangan sedih ya kawaners sekalian, karena terkadang rasa cinta
seperti itu bisa lebih indah dari apa yang kita bayangkan. Memang
mungkin berat mengalami hal tersebut, tapi bila terjadi hal demikian
kita masih bisa menjadi teman untuknya kan?! Tentunya kita ingin kekasih
yang kita cintai selalu tersenyum kan? Nah, maka dari itu jangan
tinggalkan dia dalam situasi seperti itu. Justru disaat seperti itulah
kita harus memberi dukungan dan tetap selalu ada untuknya.
“Percayalah kasih…. cinta tak harus memiliki…. walau kau dengannya…”
Pernah dengar kan lirik lagu diatas. Nah, kita pun masih bisa
mencintainya meski dirinya sudah bersama yang lain. Pernah dengar ga
istilah “cinta tak bersyarat”? Nah salah satu “cinta
tak bersyarat” itu adalah dengan menerima kondisi kekasih kita apa
adanya. Salah satunya ya “cinta tak harus memiliki” itu. Tidak ada
syarat untuk kita harus memilikinya seutuhnya. Betul???
Coba kalian renungkan sejenak, mengapa Tuhan menciptakan “cinta” diantara manusia? Jawabannya adalah karena cinta itu ada untuk melengkapi kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Cinta
dua manusia itu ada karena kita diharapkan saling mengisi kekosongan
hati satu sama lain dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Karena itulah cinta harus menerima kekurangan dari pasangan. Jika cinta hanya memandang kelebihan saja, maka manusia bisa hidup sendiri dengan cinta. Karena itu terimalah “cinta” kita apa adanya.
Jika romeo dan juliet saja bisa mengabadikan cinta mereka, meski banyak yang menentangnya? Mengapa kita tidak hanya karena tidak bisa memilikinya?
Sabtu, 28 April 2012
19.13
No comments
0 komentar:
Posting Komentar